Upacara 17 Agustus

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kunjungan Ke Kantor Balai Desa Karang Anyar

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 11 Februari 2014

UKM Pembuatan Tempe Di Desa Karang Anyar Dusun II A

UKM Pembuatan Tempe Desa Karang Anyar



Tahapan Pembuatan Tempe di Desa Karang Anyar yaitu :
1.      Pencucian Kedelai
Sama seperti dalam proses pembuatan tahu, untuk membuat tempe pertama kali kita perlu membersihkan kedelai yang akan diolah terlebih dahulu. Pada proses pencucian ini kita akan melakukan perendaman kedelai tersebut terlebih dahulu.
Proses perendaman kedelai tersebut berfungsi untuk menyeleksi kotoran, kerikil, dan kedelai yang rusak. Kedelai yang rusak akan mengambang jika direndam di dalam air. Setelah kita memisahkan kotoran dan kedelai yang rusak tersebut maka kita bisa membilas kedelai yang tersisa dengan air beberapa kali hingga benar-benar bersih.
Proses pencucian ini merupakan salah satu bagian yang penting, karena jika proses pencucian kedelai ini tidak bersih maka tempe yang dihasilkan tidak awet (tahan lama).



2.      Perebusan Kedelai
Kedelai yang sudah dicuci bersih akan direbus dalam panci atau drum besar, sesuai dengan banyaknya kedelai yang akan dibuat. Bila ingin membuat dalam skala besar, maka lebih disarankan untuk menggunakan drum besar, karena bisa lebih menghemat waktu.
Dalam proses perebusan kedelai ini usahakan menggunakan air bersih dari sumur atau air mineral, bukan dari PDAM karena seringkali mengandung kaporit. Kandungan kaporit dalam air yang digunakan bisa menghambat proses fermentasi, karena itu pemilihan air ini juga sangat penting.
Kedelai direbus hingga matang, biasanya hal ini memakan waktu hingga 4 jam.
3.      Perendaman Kedelai
Setelah melalui proses perebusan hingga matang, kedelai diangkat untuk didinginkan terlebih dahulu beberapa saat, kemudian air rendaman diganti dengan menggunakan air bersih. Proses perendaman ini membutuhkan waktu kurang lebih 1 malam. Setelah kedelai direndam dalam air selama semalam, maka yang akan terjadi adalah kedelai-kedelai tersebut akan mengambang, dan kulitnya akan mudah untuk mengelupas. Kulit-kulit kedelai ini nantinya akan dibuang.
Jika kita melihat cara para perajin tempe di daerah-daerah, biasanya mereka melakukan pengelupasan kulit kedelai ini dengan cara tradisional. Mereka biasanya akan menempatkan kedelai tersebut dalam keranjang bambu atau bakul besar. Kemudian sambil diinjak-injak dengan menggunakan kali, kedelai tersebut disiram dengan menggunakan air dingin. Kulit kedelai akan mulai terkelupas dan mengambang pada permukaan air. Buang kulit-kulit kedelai tersebut.
Beberapa perajin ada juga yang tidak melakukan proses pengelupasan kulit tersebut, namun mereka melakukan penggilasan untuk membuang kotoran dan memecah kedelai sekaligus menghilangkan bau khas dari kedelai. Proses penggilasan ini biasanya memakan waktu 1 hingga 1,5 jam untuk 100 kg kedelai.
4.      Perebusan Kedelai untuk kedua kalinya
Kedelai yang sudah terpecah ini akan direbus kembali untuk menghilangkan bau, kotoran, dan bakteri yang mungkin masuk pada proses penggilasan sebelumnya agar proses fermentasi tidak gagal. Rebus kedelai hingga airnya mendidih, kemudian dinginkan selama 15 menit agar bakteri bisa mati karena suhu panas tersebut.
Sebenarnya proses perebusan yang kedua ini bisa digantikan dengan cara menyiramkan air mendidih ke kedelai tersebut. Namun untuk lebih memastikan tidak ada bakteri yang mengganggu proses fermentasi ada baiknya jika kedelai tersebut direbus saja.
5.      Penyaringan
Setelah cukup dingin airnya, maka langkah selanjutnya adalah menyaring kedelai tersebut dan memisahkannya dari air rebusan atau air panas yang disiramkan sebelumnya. Kemudian kedelai ditempatkan di tampah dan disebarkan secara merata dan tipis supaya kedelai lebih cepat kering untuk masuk dalam tahap berikutnya.

6.      Peragian
Bagian yang paling penting dan menentukan berhasil tidaknya dalam pembuatan tempe adalah proses ini, yaitu peragian. Pada proses peragian inilah proses fermentasi kedelai menjadi tempe akan terjadi. Peragian ini hanya boleh dilakukan jika kedelai sudah mulai mengering dan sudah dalam kondisi hangat (tidak terlalu panas). Jika terlalu panas, ragi tidak akan berfungsi, sementara jika terlalu dingin ragi tidak bisa bekerja dengan maksimal dan cenderung tidak berhasil membiakkan pertumbuhan ragi atau kapang.
Ragi yang dibutuhkan untuk pembuatan tempe ini kira-kira adalah sebanyak 2% dari jumlah kedelai yang dimasak, namun hal ini juga bergantung pada suhu udara. Jika suhu udaranya normal maka untuk 100 kg kedelai hanya dibutuhkan 7 sendok makan ragi, sementara jika suhu udara lebih dingin, maka dibutuhkan lebih banyak ragi (bisa ditambahkan 1 sdm lagi).
Peragian kedelai ini dilakukan dengan cara menebarkan ragi secara merata, kemudian mengaduk-aduk kedelai tersebut hingga benar-benar merata ke seluruh bagian kedelai.


7.      Pembungkusan
Setelah proses peragian dilakukan, maka selanjutnya kedelai-kedelai tersebut dibungkus untuk dicetak sesuai dengan selera dan kebutuhan. Pembungkus yang digunakan juga bisa menggunakan bermacam-macam bahan, bisa menggunakan daun pisang, plastik, daun jati, atau bisa juga menggunakan bumbung bambu.
Jika kedelai dimasukkan ke dalam bungkus plastik atau daun, maka sebaiknya dilubangi dulu dengan lidi di beberapa tempat agar kapang bisa mendapatkan udara untuk proses fermentasi, dan pada akhirnya bisa didapatkan tempe yang berwarna putih.

8.      Pemeraman
Proses selanjutnya adalah menyimpan kedelai-kedelai yang sudah dibungkus dan dicetak dalam suhu udara yang hangat agar proses fermentasi berjalan secara efektif, inilah yang disebut dengan proses pemeraman. Proses ini biasanya membutuhkan waktu selama 24 jam. Para perajin tempe biasanya menggunakan kotak dari kayu berukuran 50 x 50 cm yang sisi-sisinya tertutup. Setelah bungkusan kedelai dimasukkan dan disusun di dalam kotak tersebut, bagian atasnya ditutupi dengan kain atau karung goni.
Setelah 3 - 5 jam melalui proses pemeraman ini biasanya bungkusan akan terasa hangat jika dipegang, ini merupakan tanda bahwa proses fermentasi sedang berlangsung. Jika tidak hangat berarti ada yang salah, dan kemungkinan proses fermentasi tidak berjalan dengan normal atau bisa dikatakan gagal.
9.      Memberi udara bebas (diangin-anginkan)
Tahap terakhir dari pembuatan tempe adalah tahap ini, yaitu tempe yang sudah diperam selama 1 hari (24 jam) tersebut selanjutnya dibuka dan diangin-anginkan selama 1 hari (24 jam). Untuk memberikan udara bebas kepada tempe-tempe tersebut, kita bisa menggantungnya di dinding, atau menggelarnya di lantai atau meja. Setelah melalui tahap ini maka tempe sudah siap untuk dioleh atau dijual.
Bungkusan tempe yang sudah diangin-anginkan tersebut bila dipegang masih akan terasa hangat dan bisa dilihat bahwa kedelai-kedelai tersebut sudah tertutup (terbungkus) dengan bulu-bulu putih.